Wednesday, 23 May 2018

Pengalaman Kena Tilang di Surabaya

Oke disini saya akan menceritakan pengalaman ketilang di Surabaya. Udah 3x kena tilang, yang pertama di perempatan Jl. Arif Rahman Hakim yang sebelum kampus Narotama, yang kedua di perempatan Jl.Ngagel Indogrosir, terus yang masih anget nih kena di Jl. A. Yani. Oke saya jelasin kronologinya satu persatu dan penyelesaiannya dibawah:
1. Perempatan Jl. Arif Rahman Hakim, ketilang gara gara lampunya udah kuning saya terobos, ini hati hati biasanya polisinya suka nongkrong di warung pinggir jalan deket narotama. Pas saya lewat tiba tiba ada polisi muncul dari warung, ditanya kenapa kok diterobos? Ya saya jawab buru buru pak maaf. Terus polisinya cek kelengkapan surat dan disarankan titip denda ke pak polnya. Waktu itu saya kasih 50rb udah oke bapaknya.
2. Pojokan perempatan Jl.Ngagel setelah indogrosir, disitu ada pos polisi. Kejadiannya kita dari arah kebun bibit mau ke royal plaza lewat arah Jemur Sari, karena saya rasa jalan sebelum taman pelangi pasti macet jadi saya putar balik tuh yang putar balikan didepan indogrosir (ada rambu dilarang putar balik), alhasil di hadanglah sama pak pol di depan posnya. Sempat debat hebat karena pak polnya gamau dikasih uang receh 2rban, padahal emang kitanya bokek mahasiswa, bapaknya ngotot ngotot sampe temenku ngalah ngeluarin uang 50rban akhirnya bapaknya diem sambil ambil uang 2rban yang tadi plus 50rban. 
3. Dijalan A.Yani yang baru. Oke udah lama gak ke Surabaya, tiba tiba ke surabaya kena tilang di A.Yani karena salah masuk jalur, ternyata ada peraturan baru kalau jalan tengah khusus untuk kendaraan roda 4. Ya akhirnya tercyduk dan diberikan surat tilang bertanda biru. Oya bedanya surat tilang merah sama biru itu terletak di saat sidangnya, kalau merah harus datang sidang, kalau biru bisa diwakilkan. Emm perbedaan lainnya lagi kalau merah itu kita saat ditilang ngeyel gak ngaku, sedangkan yang biru itu untuk yang menyadari kesalahannya. Waktu itu saya posisi masuk kerja jadi gak bisa datang jam 8, akhirnya saya datang jam 7an ke Pengadilan Negri Surabaya di Jalan Arjuno. Ternyata sampai disana sudah banyak calo yang menawarkan untuk mewakili sidang tersebut. Cukup bayar dendanya dan upah calo 20rb saja, tidak perlu antri dan bolos kerja.

Cukup gitu ajasih sharingnya ya temen temen, diambil baiknya aja buruknya jangan. Dan hati hati sekarang surabaya sudah memasang CCTV di ruas ruas jalan raya, jadi kalau kalian melanggar otomatis denda pelanggaran katanya langsung masuk ke tagihan pajak tahunan kita. Tetep jadi pengendara yang bijak ya temen temen. Byeee!!!!!!

How to run MAUD? (Material Analysis Equipment)


Perbedaan MAUD dan Rietica

MAUD digunakan untuk menentukan ukuran kristal
RIETICA digunakan untuk menentukan persen fasa dalam material

Puncak difraksi:
  • Posisi
  • Tinggi
  • Lebar dan bentuk

Lebar dan bentuk terangkum dalam fungsi bentuk puncak (2th-2th0) yang bisa gaussian, lorentzian, pseudo-Voigt, voigt, dst. Dg Rietica pseudo-Voigt.

Gaussian fG = I0exp(-x2/FWHM2) dg x = 2th-2th0 cenderung ‘tanpa ekor’
Lorentzian fL =I0/(1- x2/FWHM2) ‘ekor’

Jika fG dan fL dikonvolusikan membentuk f:
maka f disebut fungsi Voigt.
Sebuah puncak difraksi dituliskan sebagai
dengan g adalah fungsi ‘bentuk puncak’ kontribusi instrumen.

Sering fG dikaitkan dengan efek regangan (tak-seragam/shear) kristal, sedangkan fL dengan ukuran kristal model matematis & tidak mengakomodir efek distribusi ukuran terhadap pelebaran puncak.

Rumus Scherrer: ,

MAUD thd Rietica:
  • Model lebih akomodatif
  • Mengadopsi distribusi ukuran
  • Sudah melibatkan efek instrumen g(x) hasil dapat langsung diekstrak
  • Aplikasi mikrostruktur: size-strain

Caglioti equation”

FWHM2 = U.tan2th + V.tan(th) + W

U, V, W dari material standar (pelebaran puncak) diumpankan ke MAUD.


How to run MAUD?

  1. Download MAUD.
  2. Install MAUD
  3. Copy instruments Nop2014.mdb and Structures Nop2014.mdb to your MAUD folder.
  4. Open MAUD

  1. Open data for instrument

Click on
This window will open.

Choose Import..
This window will open.

Select instruments Nop2014.Click OK.
Open data file.

The observed pattern will appear.

Add background parameters.

  1. Choose phase for fitting.
Check for parameters of the selected phase.

Choose Distributions in Microstructure tab.

  1. Check for values of parameters





  1. How to refine parameters?
Or, after <Ctrl><L>, select Expand All and freed the parameters for refinement.

  1. Parameters for refinement.
Background parameters
pd_proc_intensity_incident
cell_length (lattice parameters)
atom_site_B_iso (for each atoms)
riet_par_cryst_size
riet_par_rs_microstrain
riet_par_distribution_size_variance
riet_par_distribution_strain_variance
riet_par_asymmetry_value0
riet_par_asymmetry_value1

  1. To refine each parameter, click on
  2. To see the output of the refinement, click on

Eksplorasi kristalografi dan difraksi – mineral Schorl


Eksplorasi kristalografi dan difraksi

Eksplorasi kristalografi dan difraksi – mineral Schorl

Rumus kimia
Na(Fe32+)Al6(Si6O18)(BO3)3(OH)3(OH)
Gambar

Nama
Schorl
Nama mineral
Schorl
Kristal
http://www.webmineral.com/data/Schorl.shtml#.VgsZGvmqqko
Data kristal
http://rruff.geo.arizona.edu/AMS/result.php?mineral=schorl



Space Group
http://www.cryst.ehu.es/cgi-bin/cryst/programs/nph-wp-list?gnum=160&grha=hexagonal
Wyckoff Positions

Sifat-sifat
Transparancy: translucent, opaque
Colour: bluish-black to black. Streak: greyish-white to blueish-white
Hardness: 7 Mohs
Tenacity: brittle
Cleavage: poor
Density: 3.18-3.22, theoretical: 3.224 g/cm3


LAPORAN PRAKTIKUM "Penggunaan Alat Ukur (E1)"


Telah dilakukan percobaan penggunaan alat ukur VOM (volt-ohm miliampermeter) dengan tujuan mempelajari karakteristik VOM pada pegukuran tegangan searah, arus searah dan tegangan bolak balik serta mengukur tegangan, hambatan dan arus dengan VOM meter. Pada percobaan ini menggunakan alat ukur multitester analog, dimana menggunakan prinsip ketika suatu kumparan dalam VOM dialiri arus listrik, akan terjadi perbedaan fluks yang mengakibatkan timbul medan magnet. Medan magnet yang mengenai kumparan akan membuat kumparan menjadi magnet sementara, sehingga terjadi gaya lorentz yang tolak menolak karena beda kutub, gaya tolak menolak magnet mengakibatkan pembelokan pada jarum VOM. Pada percobaan ini menggunakan 2 resistor yang nilainya 20 kΩ dan 33 kΩ, dimana percobaan ini dilakukan tiga kali yaitu dalam pengukuran tengangan searah, pengukuran arus searah, dan pengukuran tegangan bolak-balik. Untuk pengukuran tegangan DC rangkaian disusun seri dengan menggunakan 2 resistor, kemudian di hubungkan dengan VOM dan menggunakan tegangan 6V,9V dan 12V serta range VOM sebesar 10 dan 50. Pada pengukuran arus DC menggunakan range VOM sebesar 25 dan 0,25 dengan tegangan 5V dan 9V. Pada pengukuran tengangan AC, tegangan yang digunakan 12V,15V dan 18V serta range VOM sebesar 50. VOM dapat menunjukkan hasil yang sesuai dan teliti ketika range VOM yang dipakai sesuai dengan range sumber yang digunakan.
Kata Kunci— Arus, Tegangan AC, Tegangan DC, VOM

I. PENDAHULUAN
   VOM (volt-ohm-miliampermeter) adalah peralatan listrik yang sering dijumpai bila bekerja yang berhubungan dengan kelistrikan. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur harga resistan (tahanan), tegangan AC, tegangan DC, dan arus DC. Berdasarkan fungsinya, alat ini terdiri dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter. Di dalam VOM terdapat sebuah kumparan putar (moving coil d’Arsonval). Alat ini menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar kumparan putar magnet permanen[1].
Alat ukur analog dengan jarum penunjuk menggunakan prinsip kumparan putar, dimana prinsip kerjanya adalah kawat tembaga dililitkan pada inti besi berbentuk silinder yang membentuk sebuah kumparan dan diletakkan diantara kutub-kutub sebuah magnet permanen berbentuk sepatu kuda dengan potongan-potongan besi lunak yang menempel di atasnya. Pada saat diberi arus listrik maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorentz yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebabkan kumparan berputar dan arah jarum menyimpang untuk menunjukkan pada skala tertentu. Angka yang di tunjukkan pada skala menyatakan besar arus yang di ukur[5].
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya Lorentz dan gaya magnetis. Aru syang mengalir pada kumparan yang di selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya Lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir, maka semakin besar pula simpangannya. VOM yang bekerja sebagai ampermeter memiliki rangkaian galvanometer yang dihubungkan parallel dengan resistor shunt dengan hambatan R yang rendah seperti gambar 1.1 berikut


Gambar 1.1 VOM sebagai Ampermeter
Voltmeter merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Gaya megnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnet tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada gaya listrik. Ketika VOM sebagai alat ukur voltmeter rangkaiannya adalah galvanometer yang dirangkai seri dengan resistor yang mempunyai hambatan R yang tinggi seperti gambar 1.2 berikut.
Gambar 1.2 VOM sebagai Voltmeter
Ohmmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Pembacaan Voltmeter, Amperemeter dan Ohmmeter ditunjukkan denga jarum penunjuk skala galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan kawat pembawa arus. Ketika VOM sebagai alat ukur ohmmeter rangkaiannya adalah seperti gambar 1.3 berikut.
Gambar 1.3 VOM sebagai Ohmmeter
Prinsip kerja ammeter adalah menggunakan deleksi magnetik, dimana arus melewati koil di sebuah medan mafnet dari magnet permanen yang menciptakan tenaga putaran dan menyebabkan koil berputar searah jarum jam. Jarak dari koil yang berputar adalah sebanding dengan arus DC. Untuk pengukuran tegangan DC, nilai besar hambatan dihubungkan secara seri dengan mikroammeter, dengan tujuan untuk membatasi arus yang melewatinya. Tegangan yangdiperoleh dapat dihitung dari arus yang mengalir dan nilai resistansi. Petunjuk pengukuran tegangan AC sama dengan pengukuran tegangan DC. Sebuah pengoreksi diperlukan untuk mengkonversi dari arus AC ke arus DC sebelum melewati mikroammeter. Ini bisa dicapai dengan menggunakan dua dioda yang dikalibrasi oleh dua resistor dengan tujuan untuk memberi nilai rms secara benar untuk bentuk gelombang sinusoidal. Untuk pengukuran arus DC, resistor lemah dihubungkan secara paralel dengan sebuah mikroammeter dan kemudian pembagian arus diberikan untuk menghitung nilai arus. Untuk pengukuran hambatan, baterai dimultimeter dan satu set resistor digunakan untuk pengukuran. Ketika resistor dihubungkan, rangkaian ditutup dan arus akan mengalir. Kemudian nilai hambatan akan dapat dihitung[3].
Di dalam VOM terdapat sebuah kumparan putar (moving coil d’Arsonval), sumber tegangan berupa baterai dan resistor shunt. Saat VOM dialiri arus listrik, maka akan menyebabkan terjadinya induksi elektromagnetik pada kumparan sehingga menjadikan kumparan tersebut berputar. Akibatnya kumparan menjadi magnet sementara dengan kutub polaritas yang sama dengan magnet permanen sehingga terjadi tolak menolak. Adanya tolak-menolak ini dapat menyebabkan jarum penunjuk dapat bergerak. Pergerakan jarum penunjuk ini diimbangi oleh gaya pegas yang ada pada VOM[2].
Resistor merupakan komponen pasif yang dibuat untuk mendapatkan hambatan tertentu. Agar dapat menggunakan resistor dengan baik kita perlu mengetahui beberapa hal seperti bahan pembuatnya, nilai hambatan, toleransi, resapan daya. Nilai hambatan suatu resistor ditenetukan oleh tebal dan panjang lapisan. Untuk nilai hambatan yang tinggi lapisan karbon dibuat berbentuk spiral. Resistor karbon menggunakan cincin sandi warna yang dicatkan pada bahan resistor untuk menyatakan nilai hambatan. Untuk resistor dengan toleransi 10% dan 5% digunakan empat buah cincin[4].

II. METODE
Langkah awal dalam praktikum pengunaan alat ukur ini yaitu menyiapkan alat-alat yang akan digunakan, yaitu sumber tegangan DC, multitester atau VOM, resistor-resistor, dan transformator AC (VariAC). Percobaan awal adalah pengukuran tegangan searah (DC). Langkah awal yang harus dilakukan adalah peralatan dirangkai sama seperti gambar 2.1, kemudian diberi tegangan DC yang bersumber dari power supply sebesar 6V, 9V dan 12V yang akan disambungkan dengan resistor RAB 20k, dan resistor RBC 33k. Kemudian diukur besar tegangan pada Rab dan Rbc, karena tegangan yang diberikan dari sumber sebesar 6V, 9V dan 12V maka digunakan range pada VOM sebesar 10 dan 50V. Kemudian dihitung tegangan maksimum dan minimumnya. Sebelum itu harus menghitung Rmax dan Rmin dengan menggunakan persamaan dibawah ini:

Setelah didapat Rmax dan Rmin, kemudian Setelah itu dihitung besar tegangan maksimum dan minimum dengan persamaan:



Gambar 2.1 Rangkaian pada pengukuran tegangan DC
Percobaan kedua adalah pengukuran arus searah (DC). Rangkaian disusun secara seri dengan menggunakan sebuah resistor seperti gambar 2.2. Lalu rangkaian dihubungkan dengan sumber arus dan alat ukur VOM. Tentukan titik acuan ab dan bc serta ditentukan pula nilai tegangan yang akan dipakai dan nilai range VOM. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap arus searah dan didapatkan nilai kuat arus dari alat ukur VOM. Nilai resistor yang digunakan adalah 20 kΩ sebagai RAB dan 33 kΩ sebagai RBC ,dengan menaikkan tegangan dan range VOM. Tegangan yang digunakan yaitu 5 V dan 9 V. Kemudian dihitung besar Imin dan Imax pada rangkaian dengan persamaan.:

Lalu dihitung juga besar R dalamnya dengan menggunakan persamaan dibawah ini:
Dimana Rin adalah hambatan dalam, Rtot adalah hambatan total yang terdapat pada rangkaian, dan R adalah hambatan yang terbaca pada rangkaian.
Gambar 2.2 Rangkaian pada pengukuran arus DC
Untuk percobaan ketiga yaitu pengukuran tegangan bolak-balik (AC) dengan menggunakan 2 buah resistor. dengan sumber arus dan alat ukur VOM. Tegangan AC diukur yang terbaca pada titik ab dan ac seperti gambar 2.3. Dan untuk pengukuran ini, digunakan persamaan (1) dan (2) untuk mendapatkan Rmax dan Rmin kemudian untuk mencari Vmax dan Vmin digunakan persamaan (3) dan (4).

Gambar 2.3 Rangkaian Pada Pengukuran Tegangan AC

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasakan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil pengukuran tegangan searah dengan RAB (20±5%)kΩ dan RBC (33±5%) kΩ, arus searah (DC) dengan variasi tegangan sumber 5V dan 9V, dengan range untuk VOM pada tegangan sumber 5V adalah 0.25 dan 9V digunakan range VOM 25.. Data percobaan dapat dilihat dalam table dibawah ini.

3.1 Pengukuran tegangan DC
Pada percobaan pengukuran tegangan DC didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengukuran Tegangan DC pada Vab
No.
ԑ (V)
Range VOM
Vab (V)
Error
Vukur (V)
Vmin (V)
Vmaks (V)

1
6
10
1.8
1.163
1.078
0.518
1.8
1.163
1.078
0.518
1.8
1.163
1.078
0.518
2
9
10
2.6
1.679
1.557
0.536
2.6
1.679
1.557
0.536
2.6
1.679
1.557
0.536
3
12
50
4
2.583
2.395
0.465
4
2.583
2.395
0.465
4
2.583
2.395
0.465

Tabel 2. Hasil Pengukuran Tegangan DC pada Vbc
No.
ԑ (V)
Range VOM
Vbc (V)
Error
Vukur
Vmin
Vmaks
1
6
10
2.4
0.963
0.850
0.06
2.4
0.963
0.850
0.06
2.4
0.963
0.850
0.06
2
9
10
2.8
1.123
0.992
0.176
2.8
1.123
0.992
0.176
2.8
1.123
0.992
0.176
3
12
50
7
2.808
2.479
0.546
7
2.808
2.479
0.546
7
2.808
2.479
0.546

3.2 Pengukuran Arus DC
Pada percobaan pengukuran arus DC di peroleh data sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Pengukuran Arus DC
No
ԑ (V)
Range VOM (mA)
I (mA)
Rin (kΩ)
Error
I ukur
I min
I maks
1
5
0.25
0.00024
0.0002
0.00026
1.042
0.04
0.00024
0.0002
0.00026
1.042
0.04
0.00024
0.0002
0.00026
1.042
0.04
2
9
25
0.0005
0.0004
0.00047
0.9
0.111
0.0005
0.0004
0.00047
0.9
0.111
0.0005
0.0004
0.00047
0.9
0.111

3.3 Pengukuran Tegangan AC
Pada percobaan pengukuran tegangan AC di dapatkan data sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Pengukuran Tegangan AC pada Vab
No.
ԑ (V)
Vab
Error
Vukur (V)
Vmin (V)
Vmaks (V)
1
12
4
2.583
2.395
0.606
12
4
2.583
2.395
0.606
12
4
2.583
2.395
0.606
2
15
5
3.229
2.994
0.606
15
5
3.229
2.994
0.606
15
5
3.229
2.994
0.606
3
18
8
5.167
4.791
0.606
18
8
5.167
4.791
0.606
18
8
5.167
4.791
0.606

Tabel 5. Pengukuran Tegangan Ac pada Vbc3
No.
ԑ (V)
Vbc
Error
Vukur (V)
Vmin (V)
Vmaks (V)

1
12
7
2.808
2.479
0.5
12
7
2.808
2.479
0.5
12
7
2.808
2.479
0.5
2
15
9
3.610
3.187
0.6
15
9
3.610
3.187
0.6
15
9
3.610
3.187
0.6
3
18
10
4.011
3.541
0.5
18
10
4.011
3.541
0.5
18
10
4.011
3.541
0.5

Dari data hasil percobaan dan perhitungan diatas dapat terlihat bahwa bahwa untuk data tegangan pada hambatan AB dan BC dapat dianalisa bahwa semakin besar hambatannya maka semakin besar pula tegangannya karena namun pada besar arus I pada data dapat dianalisa bahwa semakin besar tegangan sumber maka semakin besar aris listriknya . Untuk analisa perhitungan dapat dianalisa bahwa yang pertama tentang Vmin dan Vmaks serta Imin dan Imaks dapat dianalisa bahwa nilai tersebut dapat digunakan sebagai validasi.Adapun V min dan Vmax serta I min dan I max dapat digunakan sebagai ketelitian dan kebenaran data ukur untuk tegangan maupun arus. Ketika data sesuai dengan range antara batas minimal dan maksimal maka dapat dikatakan bahwa data itu adalah data yang benar karena harga V min dan V maks bergantung pada besar toleransi resistor tersebut. Dalam penggunan multimeter maka harus bisa menentukan range nya terlebih dahulu. Penentuan range ini jangan sampai suatu besaran yang kita cari sangat kecil atau melebihi dari range yang ditentukan, sehingga error yang terjadi sangat besar jika nilai yang ingin dicari sangat jauh dari rangenya. Pada pengukuran hambatan dalam pada rangkaian diperoleh hasil yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan hambatan dalam (R in) pada VOM menyesuaikan dengan arus yang diukur. Ketika arus besar, maka R in-nya kecil sehingga jarum penunjuk pada VOM hanya mengalami penyimpangan yang cukup kecil.
Untuk perhitungan nilai error bila dihubungkan dengan tegangan dan arus, dengan nilai batas Vmax dan Vmin, bahwa data yang memiliki error besar yang telah keluar dari batas range V max dan V min. Hal ini terjadi terutama karena kesalahan pembacaan dan penggunaan skala range. Semakin tepat penggunaan akan semakin akurat pembacaannya dan tidak akan keluar dari batas Vmax dan Vmin.

IV. KESIMPULAN
Dari percobaan penggunaan alat ukur yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik dari VOM dapat mengukur arus DC, Tegangan DC dan tegangan AC. VOM pengukur DC mempunyai kepekaan yang lebih tinggi daripada untuk mengukur tegangan AC, untuk itu pada tegangan AC digunakan penyearah tegangan dan penggunaan VOM untuk mengukur tegangan diparalel dengan R, sedangan untuk mengukur arus, VOM diseri dengan R serta untuk mengukur hambatan, VOM diparalel dengan R tanpa dihubungkan dengan sumber tegangan.

DAFTAR PUSTAKA
Cooper, William David.1994. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta:Erlangga.
Giancoli, Douglas. 2001. FISIKA. Jakarta: Erlangga
Sadiku, Alexander.2007. Fundamentals of Electric Circuit. USA :Mc Graw-Hill Company
Sutrisno. 1986. ElektronikaTeori Dasar dan Penerapannya. Bandung: ITB.