PHOTOVOLTAIC
|
Deril
Ristiani
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl.
Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: deril.risty@gmail.com |
Abstrak—Telah dilakukan percobaan photovoltaic yang bertujuan untuk
mengetahui fenomena photovoltaic pada solar cell dan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya lampu pijar, lebar solar cell, dan panjang gelombang cahaya terhadap
daya output solar cell. Pada percobaan ini, didapatkan
data nilai Vout dan Iout yang
dapat digunakan untuk
menentukan besar daya outputnya. Dalam percobaan ini Vout diukur dengan merangkai
sollar cell secara paralel terhadap multimeter, dan untuk Iout diukur dengan
merangkai seri solar cell terhadap multimeter. Dari percobaan yang telah
dilakukan didapatkan pengaruh intensitas cahaya, panjang gelombang cahaya,
serta lebar solar cell
terhadap daya output solar cell. Dimana semakin besar
intensitasnya maka daya output semakin besar, dan semakin panjang panjang
gelombang maka daya outputnya semakin besar, kemudian semakin lebar solar cell yang digunakan maka
daya outputnya juga semakin besar. Fenomena pada solar cell terjadi ketika cahaya (foton/paket
energi) mengenai
permukaan solar cell yang
mana solar cell tersusun dari bahan semikonduktor, energi yang telah diterima oleh cahaya ini menyebabkan
elektron terlepas dari
pita valensi ke pita konduksi kemudian electron yang bergerak bebas di pita konduksi
sehingga menimbulkan arus listrik.
Kata Kunci— intensitas, panjang gelombang, photovoltaic, solar cell
I. PENDAHULUAN
Matahari merupakan sumber energy utama dan
dapat dimanfaatkan sebagai energy listrik dengan menggunakan sebuah sel surya
dengan menerapkan system teknologi photovoltaic.
Ketika sinar matahari menyinari sel maka electron-elektron dilepaskan dan
mengalir ke seluruh lapisan-lapisan kimia yang ada dipermukaan sel sehingga
menghasilkan arus listrik yang kecil yang dihimpun didalam konduktor logam. Sel
surya ini sangat bermanfaat yaitu dapat digunakan untuk menghidupkan listrik.
Oleh karena itu dilakukan percobaan ini untuk mempelajari fenomena photovoltaic pada sel surya.
Pada photovoltaic terjadi efek
fotolistrik. Suatu energi dari elektron-elektron bebas oleh cahaya pada
frekuensi dari suatu cahaya. Ketika peristiwa itu terjadi diketahui bahwa
penyebab dari semua itu adalah elektron-elektron yang memancarkan pada saat
frekuensi cahaya pada keadaan tinggi [7].
Suatu contoh yaitu pada percobaan fotolistrik ialah, ketika permukaan
sebuah logam disinari oleh seberkas cahaya dan sejumlah elektron terpancar dari
permukaannya, susunan dari percobaan ini dapat diperlihatkan pada gambar yang
ada pada berikut ini :
Gambar 1 Alat untuk mengamati fotolistrik.
Fenomena
yang terjadi pada fotolistrik ini hampir sama dengan sistem kerja dari filter.
Dimana jika ada sejumlah electron (foton) yang terpancar dari suatu sumber
cahaya, maka filter akan menyerap cahaya foton-foton tersebut dan kemudian akan
diteruskan. Kenyataan lain
bahwa
cahaya membawa energi teleh lebih jelas bagi orang-orang yang pernah
memfokuskan sinar matahari pada sepotong kertas dan membakar lubang kertas
tersebut dapat dikatakan bahwa energi yang dibawa oleh cahaya akan dapat
merambat seperti pada gelombang. Karena cahaya disini dapat bersifat sebagai
partikel dan juga gelombang [2].
Cahaya banyak sekali manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari. Cahaya dapat dijadikan sebagai sumber energi bagi
makhluk hidup. dimana energi dialam ini banyak sekali bentuknya. Ada energi
terbarukan dan energi tak terbarukan. Energi yang tak terbarukan apabila
digunakan terus menerus maka akan cepat habis. Untuk itu diperlukan sumber
energi alternatif lain. Salah satunya yaitu energi listrik yang dibangkitkan
oleh energi cahaya dengan menggunakan bantuan dari solar cell.
Solar cell merupakan pembangkit listrik yang mampu mengkonversikan
energi cahaya menjadi energi listrik. Energi matahari sesungguhnya merupakan
sumber energi yang paling menjanjikan mengingat sifatnya yang berkelanjutan
serta jumlahnya yang sangat besar. Solar cell tersusun dari unit terkecil yaitu
sel, lalu kumpulan sel membentuk modul, dan kumpulan modul membentuk area.
Solar cell juga memakai bahan semikonduktor sebagai bagian dari penyusunnya[1][5].
Solar cell terbuat dari bahan
semikonduktor yang terdiri dari tipe p dan tipe n yang ditunjukkan pada gambar
3. Dimana proses photoelectric dikenal sebagai photovoltaic. Photovoltaic
adalah teknologi yang menghasilkan daya lisrik (DC) diukur dalam (Watt) dari
semikonduktor ketika diterangi foton. Selama cahaya menyinari solar cell yang
merupakan sel pada elemen photovoltaic, itu menghasilkan tenaga listrik. Ketika
cahaya berhenti menyinari, tenaga listrikpun ikut berhenti. Solar cell tidak
perlu diiisi ulang seperti pada baterai. Berikut adalah gambar solar cell[5].
Gambar 2. Solar Cell
Bahan semikonduktor sendiri
merupakan bahan dengan konduktivitas listrik
yang berada di antara insulator (isolator) dan konduktor. ada dua macam
jenis semikonduktor, yakni semikonduktor intrinsik (murni) dan jenis semikonduktor
ekstrinsik (tak murni). Contoh dari semikonduktor murni adalah silikon dan
germanium, silikon dan germanium merupakan 2 jenis semikonduktor yang sangat penting dalam elektronika, keduanya
terletak pada kolom ke empat dalam tabel periodik dan mempunyai elektron
valensi empat. Jika sebuah ikatan kovalen terputus, maka akan terjadi
kekosongan atau lubang (hole) pada daerah dimana terjadi kekosongan akan
terdapat kelebihan muatan positif dan daerah yang ditempati elektron bebas
mempunyai kelebihan muatan negatif. Kedua muatan inilah yang nantinya dapat
menimbulkan adanya aliran listrik dalam semikonduktor murni[4].
Selain semikonduktor murni
terdapat pula semikonduktor tidak murni, semikonduktor tidak murni ini
merupakan semikonduktor yang telah tercampur dengan bahan pengotor yang berupa
atom-atom lain yang kecil. Ada dua jenis dari semikonduktor tidak murni ini,
pertama semikonduktor tipe-n yang kedua semikonduktor tipe-p. Semikonduktor
tipe-n merupakan semikonduktor tidak murni karena ini dibuat dengan menambahkan sejumlah atom
pengotor pentravalen (antinony, phorporus, atau arsenic) pada silikon murni.
Tipe semikonduktor ini memiliki elektron bebas yang dapat digunakan sebagai
penghantar listrik, dan dia menghasilakan muatan negatif dari kristal yang
netral. Sedangkan untuk membuat semikonduktor tipe-p dibuat dengan menambahkan
sejumlah atom kecil pengotor trivalen (almunium, boron, galium, atau indium)
pada semikonduktor murni. Sedangkan tipe semikonduktor ini kelebihan muatan
positif. Adapun dalam solar sell sendiri terdapat semikonduktor tipe-n dan juga
tipe-p. Dimana kedua jenis semikonduktor, tipe-n dan tipe-p disambungkan (lihat Gambar 3) karena tipe-n banyak muatan
negatif dan tipe-p banyak muatan positif, dari muatan yang dihasilkan keduanya
inilah yang nantinya akan menghasilkan aliran listrik[3].
Gambar 3. Skema pengoperasian Photovoltaic
Percobaan ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya lampu pijar terhadap output solar sell,
mengetahui pengaruh lebar solar cell terhadap daya output solar cell,
mengetahui pengaruh panjang gelombang cahaya terhadap output daya solar cell. Selain itu juga bertujuan agar praktikan
mampu menjelaskan fenomena photovoltaic pada solar cell. Dimana untuk menghitung daya sendiri digunakan persamaan sebagai berikut :
P = V. I .................................................................(1)
dengan P adalah daya (Watt) , V adalah tegangan (Volt) dan I adalah arus dengan satuan (Ampere).
II. METODE
Langkah pertama yang dilakukan dalam
praktikum ini yaitu disiapkan peralatan-peralatan
yang diperlukan dalam praktikum ini. Alat – alat yang digunakan dalam percobaan Photovoltaic
ini adalah solar cell 2,5cm x 5cm , solar cell 5cm x 5cm, Circuit diagram, Lighting
module, Base unit, filter warna merah,
kuning dan biru, 2 buah multimeter, power supply , test lead black serta test lead red dan kabel. Percobaan Photovoltaic ini dibagi menjadi dua percobaan
yaitu percobaan pengukuran arus dan percobaan perngukuran tegangan.
Gambar 4. Rangkaian untuk mengukur arus
Setelah dirangkai, dimana pada percobaan
pertama ini solar
cell dipasang seri terhadap multimeter, yang kemudian nilai tegangan (V) input ditentukan dan akan
dicari nilai I
outputnya. Selain itu untuk
percobaan yang kedua yaitu untuk pengukuran tegangan, langkah awalnya rangkai
peralatan dan bahan seperti pada gambar 5 berikut ini :
Gambar 5. Rangkaian untuk mengukur tegangan
Setelah rangkaian dirangkai, untuk mendapatkan nilai tegangannya, yaitu dipercobaan yang kedua ini, solar cell dipasang secara paralel terhadap
multimeter. Dan akan didapatkan nilai V output nya.
Dari
masing-masing percobaan baik percobaan pada pengukuran arus dan pengukuran
tegangan akan divariasi oleh filter warna (merah, kuning, dan biru), dimana
filter ini berfungsi sebagai penyaring cahaya yang masuk. Dari data yang diperoleh yakni Vout dan Iout tersebut, maka akan
dapat diukur nilai dari suatu daya output solar cell.
Untuk mempermudah dalam memahami langkah percobaan
ini, digunakan flowchart seperti dibawah ini :
Gambar 6. Flowchart percobaan
Photovoltaic
Dari percobaan yang telah
dilakukan dapat diketahui fenomena yang terjadi pada photovoltaic. Jadi photovoltaic merupakan teknologi yang digunakan untuk merubah cahaya menjadi
sumber listrik dengan menggunakan solar cell yang terdiri dari semikonduktor-n
dan semikonduktor-p. Ketika sinar surya mengenai semikondiktor sel surya
tersebut maka akan terbentuk hole dan elektron bebas. Dari sinilah nantinya akan terbentuk arus listrik, sehingga ketika rangkaian
tersebut dihubungkan dengan photovoltaic tersebut akan memiliki
nilai arus dan juga tegangan.
Percobaan ini dilakukan dengan 2 variasi solar cell besar dan solar cell kecil.
A. Pada Solar cell kecil.
Dari percobaan yang telah dilakukan yakni dengan
menggunakan solar cell kecil didapatkan nilai V output dan I output dari solar cell. Selain itu pada percobaan ini dilakukan variasi dengan menggunakan filter warna yang nantinya digunakan untuk melihat pengaruh panjang
gelombang terhadap daya output solar cell, dari teori yang telah dijelaskan
bahwa panjang gelombang cahaya dapat dilihat dari warna yang dipancarkannya.
Untuk percobaan kali ini digunakan tiga
filter warna yakni merah, kuning
dan biru. Secara
teori warna merah memiliki panjang gelombang yang lebih panjang
kemudian kuning lalu biru. Dan dijelaskan pula dalam teori bahwa semakin
panjang, panjang gelombang maka energi yang diahsilkan akan semakin kecil. Sedangkan jika semakin kecil panjang
gelombang maka energi yang dihasilkan akan semakin besar. Selain itu percobaan kali ini dilakukan dengan menggunakan variasi tegangan input sebesar 1,5V;2V dan 2,3V.
Variasi tegangan input ini dilakukan agar dapat mengetahui pengaruh dari lebar solar cell
terhadap daya output solar cell. Secara teori dijelaskan bahwa lebar dari solar
cell mempengaruhi pada luas pada solar cell itu sendiri, semakin luas atau
semakin lebar maka daya output yang dihasilkan pun semakin besar.Pada percobaan
ini didapatkan data nilai Vout dan Iout sehingga dapat di tentukan nilai Pout dengan persamaan hukum ohm dan didapatkan seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Data hasil percobaan pada solar cell kecil.
Filter
|
Vin (V)
|
Vout (mV)
|
Iout (mA)
|
P out (mW)
|
|
Merah
|
1.572
|
425
|
3
|
1275
|
|
1.572
|
424
|
3
|
1272
|
||
1.572
|
425
|
3
|
1275
|
||
1.572
|
425
|
3
|
1275
|
||
2.003
|
461
|
8
|
3688
|
||
2.003
|
460
|
8
|
3680
|
||
2.003
|
460
|
8
|
3680
|
||
2.003
|
460
|
8
|
3680
|
||
2.349
|
478
|
13
|
6214
|
||
2.349
|
478
|
13
|
6214
|
||
2.349
|
478
|
13
|
6214
|
||
2.349
|
478
|
13
|
6214
|
||
Kuning
|
1.572
|
413
|
3
|
1239
|
|
1.572
|
413
|
2
|
826
|
||
1.572
|
413
|
3
|
1239
|
||
1.572
|
413
|
3
|
1239
|
||
2.003
|
451
|
6
|
2706
|
||
2.003
|
451
|
6
|
2706
|
||
2.003
|
451
|
6
|
2706
|
||
2.003
|
451
|
6
|
2706
|
||
2.349
|
469
|
10
|
4690
|
||
2.349
|
469
|
10
|
4690
|
||
2.349
|
469
|
10
|
4690
|
||
2.349
|
469
|
10
|
4690
|
||
Biru
|
1.572
|
408
|
2
|
816
|
|
1.572
|
408
|
2
|
816
|
||
1.572
|
408
|
2
|
816
|
||
1.572
|
408
|
2
|
816
|
||
2.003
|
446
|
5
|
2230
|
||
2.003
|
446
|
5
|
2230
|
||
2.003
|
446
|
5
|
2230
|
||
2.003
|
446
|
5
|
2230
|
||
2.349
|
464
|
8
|
3712
|
||
2.349
|
464
|
8
|
3712
|
||
2.349
|
464
|
8
|
3712
|
||
2.349
|
464
|
8
|
3712
|
Dari hasil percobaan di atas dapat diketahui bahwa semakin
besar nilai Vinput yang digunakan maka akan semakin besar pula nilai Vout dan
Iout, sehingga nilai daya outputnya pun juga semakin besar. Sehingga dari
percobaan yang dilakukan dapat diketahui pengaruh
intensitas cahaya terhadap daya output ialah semakin besar intensitas cahaya
yang diguanakan maka semakin besar pula nilai daya output yang dihasilkan.
Sehingga benar adanya terori di atas.
Dari tabel 3.1 di atas untuk solar cell kecil dapat dilihat bahwa nilai daya yang
dihasilkan jika dilihat dari variasi warna, warna merah memiliki daya yang
lebih besar, lalu warna kuning dan terakhir adalah warna biru. Karena energi
berbanding lurus dengan daya, sedang energi berbanding terbalik dengan panjang
gelombang, maka jika dilihat dari hasil di atas warna merah memiliki energi
tertinggi dan memiliki panjang gelombang terkecil. Kemudian disusul warna
kuning dan terakhir adalah warna biru. Jika dilihat hasil percobaan ini tidak
sesuai dengan teori, karena semakin panjang panjang gelombang daya pun semakin
besar, hal ini karena filter pada percobaan ini terdapat karakteristik khusus dan juga karena lampu pijar yang digunakan lebih banyak mendistribusikan panjang
gelombang merah.
B. Pada Solar Cell besar.
Pada percobaan dengan menggunakan solar
cell besar ini, juga akan didapatkan nilai V output dan I output dari solar cell. Selain itu pada percobaan ini juga dilakukan variasi dengan
menggunakan filter
warna yang nantinya digunakan untuk melihat pengaruh
panjang gelombang terhadap daya output solar cell, dari teori yang telah
dijelaskan bahwa panjang gelombang cahaya dapat dilihat dari warna yang
dipancarkannya. Untuk percobaan kali ini digunakan tiga
filter warna yakni merah, kuning
dan biru. Secara
teori warna merah memiliki panjang gelombang yang lebih panjang
kemudian kuning lalu biru. Dan dijelaskan pula dalam teori bahwa semakin
panjang, panjang gelombang maka energi yang diahsilkan akan semakin kecil. Sedangkan jika semakin kecil panjang gelombang maka energi yang dihasilkan akan semakin besar. Selain itu percobaan kali ini dilakukan dengan menggunakan variasi tegangan input sebesar 1,5V;2V dan 2,3V.
Dilakukannya variasi tegangan input ini agar dapat mengetahui
pengaruh dari lebar solar cell terhadap daya output solar cell. Secara teori
dijelaskan bahwa lebar dari solar cell mempengaruhi pada luas pada solar cell
itu sendiri, semakin luas atau semakin lebar maka daya output yang dihasilkan
pun semakin besar.
Sehingga
pada percobaan ini akan diperoleh nilai dari Vout dan Iout yang nantinyaakan dapat di tentukan nilai Pout-nya dengan menggunakan
rumus persamaan hukum ohm dan didapatkan hasilnya seperti pada tabel berikut dibawah ini :
Tabel
3.2 Data hasil percobaan pada solar cell besar.
Filter
|
Vin (V)
|
Vout (mV)
|
Iout (mA)
|
P out (mW)
|
|
Merah
|
1.572
|
354.8
|
6
|
2128.8
|
|
1.572
|
365.3
|
6
|
2191.8
|
||
1.572
|
365.2
|
6
|
2191.2
|
||
1.572
|
365
|
6
|
2190
|
||
2.003
|
419
|
14
|
5866
|
||
2.003
|
419
|
14
|
5866
|
||
2.003
|
418
|
14
|
5852
|
||
2.003
|
418
|
14
|
5852
|
||
2.349
|
451
|
22
|
9922
|
||
2.349
|
450
|
22
|
9900
|
||
2.349
|
449
|
22
|
9878
|
||
2.349
|
449
|
22
|
9878
|
||
Kuning
|
1.572
|
344.7
|
5
|
1723.5
|
|
1.572
|
344.2
|
5
|
1721
|
||
1.572
|
344.1
|
5
|
1720.5
|
||
1.572
|
344
|
5
|
1720
|
||
2.003
|
400
|
11
|
4400
|
||
2.003
|
401
|
11
|
4411
|
||
2.003
|
401
|
11
|
4411
|
||
2.003
|
401
|
11
|
4411
|
||
2.349
|
431
|
17
|
7327
|
||
2.349
|
431
|
17
|
7327
|
||
2.349
|
431
|
17
|
7327
|
||
2.349
|
430
|
17
|
7310
|
||
Biru
|
1.572
|
339.7
|
4
|
1358.8
|
|
1.572
|
339.4
|
4
|
1357.6
|
||
1.572
|
339.4
|
4
|
1357.6
|
||
1.572
|
339.3
|
4
|
1357.2
|
||
2.003
|
396.7
|
10
|
3967
|
||
2.003
|
396
|
10
|
3960
|
||
2.003
|
394
|
10
|
3940
|
||
2.003
|
399
|
10
|
3990
|
||
2.349
|
425
|
15
|
6375
|
||
2.349
|
425
|
15
|
6375
|
||
2.349
|
425
|
15
|
6375
|
||
2.349
|
425
|
15
|
6375
|
Dari data yang telah di dapatkan
pada percobaan dengan menggunakan solar cell besar seperti yang tertera pada tabel
diatas, dapat
diketahui bahwa sama halnya saat menggunakan solar cell kecil. Dimana nilai daya yang dihasilkan untuk variasi filter
warna, warna merah memiliki daya paling besar, kemudian kuning lalu biru. Dan
untuk intensitas cahaya, semakin besar nilai Vin nya maka besar daya yang
dihasilkan pun semakin besar.
Sedangkan
untuk mengetahui pengaruh lebar solar cell terhadap daya output solar cell ini dapat dibanding-kan antara tabel (3.1) dengan tabel (3.2), dari pembandi-ngan dua solar cell tersebut dapat dilihat bahwa semakin lebar solar cell yang
digunakan maka akan menghasilkan Vout yang kecil tetapi menghasilkan Iout
yang jauh lebih besar , sehingga daya
yang dihasilkan pun semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin lebar solar cell
yang digunakan maka luasan tersebut semakin besar. Pada dasarnya muatan-muatan electron yang
ada pada solar cell besar
lebih banyak daripada solar cell kecil karena pengaruh luasannya karena pada
prinsipnya solarcell menggunakan prinsip semikonduktor yaitu ketika solar cell
diberikan sinar surya maka electron-elektron dipita valensi mendapatkan energy
yang cukup untuk berpindah ke pita konduksi sehingga hole pada pita konduksi
terisi penuh dan jika solar cell tersebut dihubungkan dengan rangkaian listrik,
muatan electron yang ada pada pita konduksi akan bergerak sehingga timbul arus . Jika solar cell yang dipakai semakin besar maka
electron yang mengalir juga akan semakin banyak sehingga arus yang dihasilkan
semakin besar.
Adapun untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya lampu pijar, lebar solar
cell dan panjang gelombang cahaya terhadap daya keluaran solar cell sesuai dengan tujuan percobaan ini dapat digunakan grafik
di bawah ini dan grafik
lebih lengkapnya di lampiran untuk menganalisanya.
Gambar 6. Grafik Vin terhadap Pout untuk
solar cell kecil.
Dilihat dari grafik di atas,
diketahui bahwa warna merah memiliki garis yang hampir
mendekati linear, sehingga dalam percobaan ini data yang didapatkan memiliki
nilai error yang kecil. Sedangkan untuk
warna kuning dan biru memiliki garis yang hampir
linear juga, akan tetapi merah lebih jauh dibanding kuning.
Selain itu dapat diketahui pula hubungan antara Vin dengan Pout, yang mana semakin besar nilai Vin maka makin besar pula nilai Pout nya. Hal ini berlaku untuk semua filter warna. Karena grafik menunjukkan grafik yang linier, hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara Vin dan Pout adalah
berbanding lurus.
Sedangkan
pada percobaan yang kedua yaitu dengan menggunakan solar cell besar, dapat
diketahui pula hubungan antara Vin dengan Pout-nya.
Dan dapat dilihat juga dari gambar
grafik (7),
diketahui bahwa warna merah
dan kuning memiliki
garis yang hampir mendekati linear, sehingga dalam percobaan ini data yang
didapatkan memiliki nilai eror yang kecil. Sedangkan untuk warna biru memiliki garis yang hampir linear juga, akan tetapi merah dan kuning lebih jauh dibanding biru, sama halnya pada solar cell kecil.
Gambar
7.
Grafik solar cell besar Vin terhadap Pout.
Dari grafik yang ada dapat diketahui bahwa hubungan antara Vin dengan Pout, yakni semakin besar nilai Vin yang
dimasukkan maka semakin besar pula nilai Pout yang dihasilkan. Hal ini berlaku
untuk semua filter warna. Seperti halnya pada solar kecil, pada solar besar
juga menunjukkan arah grafik yang linier, hal
ini menunjukkan bahwa hubungan antara Vin dengan Pout adalah berbanding lurus.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Photovoltaic merupakan teknologi yang
digunakan untuk mengubah cahaya menjadi listrik dengan menggunakan solar cell dengan prinsip semikonduktor.
2. Semakin besar intensitas yang digunakan, maka semakin besar pula daya
outputnya.
3. Semakin panjang panjang gelombang, maka daya outputnya juga semakin besar.
4. Semakin lebar lebar solar cell, semakin besar pula daya outputnya.
UCAPAN
TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Budiana,
Dita Viantyas, Friska Ayu F, Setiawan Abdillah sebagai
asisten laboratorium fisika modern yang telah membimbing dalam
melakukan praktikum, dan teman-teman yang telah membantu dalam melakukan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Beiser, Arthur. 1987.
Konsep Fisika Modern. Jakarta:Erlangga.
[2] Giancoli,
C. Douglas. 2001. FisikaJilid2EdisiKelima. Jakarta:Erlangga.
[3] Halliday, Resnik.1999. Fisika Edisi 3 Jilid 2. Jakarta:Erlangga.
[4] Lestie. 1978.SolarEnergy Conversion.New York: Permagon Press
[5] Luque, Antonio. 2003. Handbook of Photovoltaic Sciences and Engineering. USA:Chichester.
[6] Utami,
Hesti.2000. Mengenal Cahaya dan Optik. Ganesa, Jakarta
Krane, Kenneth.S. 1992. Fisika Modern.Jakarta
:UI Press.
No comments:
Post a Comment